Sejarah Telematika
Istilah
telematika pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan
Alain Minc dalam bukunya L'informatisation de la Societe. Istilah
telematika yang berasal dari kata dalam bahasa Perancis telematique
merupakan gabungan dua kata telekomunikasi dan informatika.
Pengertian Telematika
Telematika
merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi
satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. pengertian
Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan
penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam
telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis
jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan
data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.
Telematika menunjuk pada hakikat cyberspace
sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan
konvergensi telekominikasi, media, dan informatika. Dalam Pengantar pada
Mata Kuliah Hukum Telematikan Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
dinyatakan bahwa istilah telematika merujuk pada perkembangan
konvergensi antara teknologi telekomunikasi, media, dan informatika yang
semula masing-masing berkembang secara terpisah. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi.
Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai {the new hybrid technology}
yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini
memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi
semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
Fungsi Telematika
Selaras dengan pengertian telematika sebagai sarana komuikasi jarak jauh, maka fungsi dari telematika antara lain :
- Penyampai informasi. Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.
- Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat. Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan, keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.
Sejarah Perkembangan Telematika Di Indonesia
Di
zamam pra-sejarah, manusia mengkomunikasikan pikiran, pengetahuan, dan
gagasannya ke lingkungan sosialnya secara verbal. Dan dalam beberapa
kasus, dengan menggunakan simbol-simbol material berupa ukiran pada
batu, dinding gua, dan lain sebagainya. Komunikasi tertulis yang
mula-mula dikembangkan memungkinkan informasi untuk disimpan dan dibaca
oleh orang-orang lain di waktu-waktu kemudian. Penyimpanan dan
pengalihan informasi melalui teknologi umumnya berlangsung secara
lamban, mahal, dan membutuhkan banyak tenaga.
Dengan
ditemukannya teknologi cetak (printing technology), informasi dapat
dialihkan ke lebih banyak orang, di wilayah yang lebih luas, dan dengan
biaya yang lebih murah. Di peralihan millennium sekarang ini,
perkembangan media elektronik, mencakup radio, televise, dan telepon,
telah memungkinkan penurunan waktu pengalihan informasi secara dramatik.
Jarak
geografis kini tidak lagi menjadi penghalang dalam proses komunikasi
dan pertukaran informasi. Biaya penyimpanan dan pengantaran informasi
secara elektronik kini telah semakin banyak ditentukan oleh kebijakan
public, ketimbang oleh faktor-faktor teknikal semata. Misalnya, harga
pusa telepon lebih terkait dengan kebijakan regulasi public dari pada
harga actual yang dibutuhkannya.
Komputer-komputer
digital dan media penyimpanan informasi berskala besar dan missal telah
memungkinkan terwujudnya basis data dengan kemampuan untuk memproses
dan memanipulasi informasi. Tidak dengan informasi tertulis, data yang
tersimpan secara elektronik ini ‘tak tampak‘ bagi mata biasa, kecuali
bagi perangkat keras dan lunak untuk melakukan decoding (seperti
komputer dengan kartu baca magnetic).
Teknologi pemrosesan data secara elektronik ini bersama dengan
teknologi komputer digital telah menghasilkan sebuah aliansi sinergis
baru yang dikenal luas sebagai teknologi informasi, atau Teknologi
Telematika. Ruang , waktu, dan biaya secara berangsur-angsur direduksi
melalui aplikasi-aplikasi tekonologi komputer, penyimpanan missal, dan
transmisi elektronikal dan optial. Pengontrolan informasi dalam rangka
teknologi seperti ini menjadi lebih terdistribusi ketimbang sebelumnya.
Dan peranan-peranan pemerintah, agen-agen komersial, pengusaha-pengusaha
swasta menjadi lebih sulit untuk dimengerti.
Telekomunikasi
mempunyai pengertian sebagai teknik pengiriman pesan, dari suatu tempat
ke tempat lain, dan biasanya berlangsung secara dua arah.
‘Telekomunikasi’ mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk
radio, telegraf/ telex, televisi, telepon, fax, dan komunikasi data
melalui jaringan komputer. Sedangkan pengertian Informatika) mencakup
struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk
mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta
menampilkannya dalam bentuk informasi.
Di Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika.
Fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia.
Fungsinya meliputi:
- Penyiapan perumusan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
- Pelaksanaan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
- Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan internasional di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
- Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
- Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan manajemen aplikasi sistem informasi pemerintahan pusat dan daerah;
- Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
- Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika.
Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat.
Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an
sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan,
rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode
aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
1. 1.Periode Rintisan
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari
harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use
teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan.
Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan
internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun
penggunaannya masih terbatas.
2.Periode Pengenalan
Periode
satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak
digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang
jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini
juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu.
3.Periode Aplikasi
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menanggapi
perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik, selanjutnya,
teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya
dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang
ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat
berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada cafe dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Selain dari ke tiga periode di atas perkembangan telematika di Indonesia dapat dibagi lagi menjadi 2 masa yaitu :
1. Masa Pra-Satelit
a. Radio dan Telepon
Di
periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi
komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio.
Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan
yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan
tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi
demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11
September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana
komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan
rakyat.
Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat
bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia
dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan
menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu
pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra
telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan
kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon
beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada
saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari
perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain
bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.
b. Televisi
Badan
penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula
hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV
di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962
yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka
melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa
menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan
sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong
oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama
kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio
yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai.
Lebih
setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan
dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal
20 Oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan
masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan
mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta
pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya. Sampai tahun
1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televisi.
Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan.
Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan.
2. Masa Satelit
Satelit Domestik Palapa
Gagasan
tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia
bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun
1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space
Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI.
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI.
Selain
pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit
ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara
Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi
lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat
luas melalui TV. Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam
dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura
(Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral,
Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang
Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.
Peranan Penting Internet dalam Perkembangan Telematika
Semakin berkembangnya jaman teknologi telematikapun semakin bekembang
pesat, dimana telematika diawali pada tahun 1962, ketika Departemen
Pertahanan Amerika Serikat melakukan riset penggunaan teknologi komputer
untuk kepentingan pertahanan udara AmerikaSerikat. Melalui lembaga
risetnya yaitu Advanced Research Project Agency (ARPA) menugasithe New
Information Processing Techniques Office (IPTO), yaitu suatu lembaga
yang diberi tugas untuk melanjutkan riset penggunaan teknologi komputer
di bidang pertahanan udara. Selanjutnya pada tahun 1969 Departement
Pertahanan Amerika Serikat menemukan sebuah teknologi yang esensinya
memadukan teknologi telekomunikasi dengan komputer yang dikenal dengan
nama ARPANet (Advanced Research Projects Agency Network) yaitu
system jaringan melalui hubungan antar komputer di daerah-daerah vital
dalam rangka mengatasi masalah jika terjadi serangan nuklir.
Keberhasilan
dalam memadukan teknologi tersebut atau yang dikenal dengan istilah
teknologi informasi (information technology) pada tahun 1970 mulai
dimanfaatkan untuk keperluan non-militer oleh berbagai universitas. Pada
dekade inilah sebenarnya manusia telah
memasuki era baru yaitu melalui perkembangan teknologi informasi telah dimanfaatkan manusia hampir di semua aspek kehidupan.
Berpadunya
globalisasi dan kemajuan teknologi bidang informasi dan komunikasi,
telah mendorong munculnya jenis-jenis transaksi bisnis yang baru dan
secara berangsur cara-cara bisnis yang lama ditinggalkan. Bukan saja
bisnis menjadi semakin maju, tetapi juga jenis-jenis transaksinya makin
banyak, makin canggih dan makin cepat proses penyelesaiannya. Di pihak
lain hal ini tentunya ekses negatif yang timbul tidak dapat dihindari,
karena dapat memunculkan jenis-jenis kejahatan bisnis (business crime)
baru, dan menimbulkan persoalan lain seperti pelanggaran privacy, pornography, counterfeiting, defamation, hackers, drug cartel, cyberquatting, international money laundering.
Sedangkan dari sisi hukum, berkembangnya kegiatan teknologi informasi
menimbulkan persfektif dalam cabang ilmu hukum antara lain, hukum
perdata, pidana, tata negara, administrasi negara dan internasional, dan
dari perspektif spesialisasi bidang hukum adalah hukum pasar modal,
perbankan, hak atas kekayaan intelektual, dan pajak.
Perkembangan teknologi informasi terakhir, khususnya ledakan informasi dalam dunia maya atau telematika (cyberspace)
dan internet membawa perubahan ke segala aspek kehidupan manusia,
pendidikan, hiburan, pemerintahan, dan komunikasi. Istilah telematika
menunjuk kepada sebuah ruang elektronik (electronic space), yakni sebuah
masyarakat virtual yang terbentuk melalui komunikasi yang terjalin
dalam sebuah jaringan komputer (interconnected computer networks).Hampir
setiap kali berbicara mengenai teknologi informasi, maka sulit
dipisahkan dengan persoalan jaringan(net). Dewasa ini dikenal dengan istilah internet, intranet dan ekstranet. Dalam perkembangannya internet mempunyai peran penting secara umum, peran penting internet tersebut dalam perkembangan telematika, antara lain:
a) Distribusi geografis mencakup seluruh dunia, pada saat masuk dalam jaringan maka dapat berkomunikasi dengan siapapun di seluruh dunia.
b) Memperlihatkan arsitektur yang kuat, karena merupakan jaringan kerja dan tidak terdapat pusat kontrolnya.
c) Kecepatan beroperasinya sesuai waktu yang sesungguhnya (real time speed).
d) Aksesnya bersifat universal, siapapun dapat menghubungkan diri dengan jaringan internet.
e) Memberikan kebebasan berbicara, tidak ada larangan untuk berpendapat dan berbicara.
Penerapan Telematika Dalam Bidang Kesehatan
Setelah
menjelaskan pengertian dari telematika, kelompok kami ingin mencoba
memberikan satu contoh bentuk penerapan dari teleamtika tersebut. Salah
satu penerapan telematika dalam bidang kesehatan ini adalah Telematika
dalam Penelitian Kesehatan, disamping Tele-Education, Telemedicine,
serta Telematika untuk Manajemen Pelayanan Kesehatan dan kelompok kami
akan menjelaskan mengenai Tekemedicine
Definisi Telemedicine
Telemedicine
merupakan suatu layanan kesehatan antara dokter atau praktisi kesehatan
dengan pasien jarak jauh guna mengirimkan data medik pasien menggunakan
komunikasi audio visual mengunakan infrastruktur telekomunikasi yang
sudah ada misalnya menggunakan internet,satelit dan lain sebagainya.
Dari
gambar diatas dapat dijelaskan lebih mendalam mengenai apa itu
telemedicine. Komponen penyusun teknologi telemedicine adalah pasien,
dokter, internet dan praktisi kesehatan. Pasien memiliki jarak yang jauh
dengan dokter. Apabila pasien ingin memeriksa kesehatan mereka tidak
perlu berangkat ke tempat dokter, ini untuk penyakit yang kecil dan
menengah dan untuk perawatan jalan. Untuk pasien dengan sakit parah dan
perlu rawat inap hal ini sulit diterapkan,tetapi masih dalam tahap
pengujian. Misal untuk pasien sakit jantung, kanker, tumor dan
lain-lain. Antara pasien dengan praktisi kesehatan harus memiliki
jaringan internet yang terhubung secara global sehingga pasien bisa
menggunakan telemedicine.
Sejarah Telemedicine
Ide
tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan menggunakan perangkat
jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah diperkenalkan
pesawat telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama kali
dengan men-transmisi-kan rekaman ekg melalui jaringan telepon sistem
analog. Walaupun jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun
nilai klinisnya tidak begitu bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba
untuk melakukan transmisi suara jantung dan napas antar dokter dan
pasien.Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto
dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan
inspirasi para pioner kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman
gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter.
Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan
pendidikan, interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan
pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh.
Sejalan
dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem digital saat ini,
perkembangan telemedicine semakin berkembang. Peralatan kedokteran dapat
menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat
mengubah citra video menjadi citra digital. Kini, penggunaan
telemedicine sangat luas sampai sekarang diaplikasikan di Amerika,
Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordan,
India, dan Malaysia.
Sejarah Telemedicine di Indonesia
Telemedicine
di Indonesia sudah berkembang cukup signifikan. Di Indonesia sudah
meluai menggunakan telemedicine sejak tahun 90an. Pada era tersebut
masih menggunakan teknologi telepon standar. Di era sekarang
telemedicine sudah berkembang lebih pesat, misalnya di Surabaya antar
puskesmas di seluruh Surabaya sudah saling terhubung dengan tekologi
internet dan sudah terhubungsatu dengan yang lain, selain itu puskesmas
juga sudah terhubung dengan pusat kesehatan kota. Tetapi bandwidth di
Indonesia masih kurang untuk dilakukan teleconference antar pasien
dengan praktisi kesehatan. Tetapi hal ini memungkinkan apabila antar
puskesmas dengan pusat kesehatan kota memiliki akses internet sendiri
tidak menggunakan layanan public internet.
Manfaaat Telemedicine
Mafaat telemedicine adalah sebagai berikut:
- Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
- Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter-dokter pribadi.
- Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan langsung.
- Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
- Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.
Aplikasi Telemedicine
Aplikasi Telemedicine dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
- Skala Mikro
- Dilaksanakan oleh salah satu intansi layanan kesehatan dalam skala terbatas
- Skala Makro
- Aplikasi Sektoral - Terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran/ bidang layanan kesehatan
- Aplikasi Regional - Mencakup keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam satu negara
- Aplikasi Nasional - Mencakup seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu negara
Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi dan objek transmisi nya. Misalnya: teleradiologi,
telepatologi, teledermatologi, telekardiologi, telepsikiatri,
teleneurologi, teleedukasi, telekonsultasi, pengobatan telenuklir,
teleotorinolaringologi dan penatalaksanaan trauma jarak jauh. Selain
itu dikenal pula berbagai disiplin telemedicine lainnya seperti
telenursing (pelayanan keperawatan jarak jauh), dan teleprescribing
(resep jarak jauh).
Perangkat
keras dan lunak telemedicine sangat mahal, terutama transmisi yang
menggunakan saluran pita lebar, sehingga akses pusat kontrol dan server
sebaiknya berada di center-center besar. Namun harus dibedakan mana yang
bisa diaplikasikan sesuai kemampuan, dan mana yang harus menunggu
pemakaian teknologi tinggi. Semua pengiriman pencitraan (image) baik
ekokardiografi real time maupun film citra x-ray , ct-scan ataupun
angiogram memerlukan saluran pita lebar dan jaringan digital dengan
biaya tinggi.
Pilihan telekomunikasi yang dapat dilakukan untuk aplikasi Telemedicine antara lain:
- Saluran telepon standar (public switched telephone network; PSTN)
- ISDN (integrated service digital network)
- Koneksi satelit
- Teknologi nirkabel
- Koneksi gelombang mikro
- Leased line
- ATM (asynchronous transfer mode): teknologi relay sel.
Beberapa kasus aplikasi satelit untuk pelayanan kesehatan jarak jauh, antara lain:
- Jaringan Informasi Medis Asia-Pasifik via ETS-V
- (AMINE – Asia Pacific Medical Information Network via ETS-V. Proyek yang dilaksanakan oleh National Space Development Agency (NASDA) dan Departemen Pos dan telekomunikasi Jepang serta dibantu oleh Fakultas Kedokteran Universitas Tokai Jepang ini mendirikan 25 stasiun bumi yang menggunakan L-Band VSAT di setiap stasiunnya. Stasiun bumi tersebut tersebar di Thailand, Kamboja, Papua Nugini, Fiji, China, dan Jepang. Setelah selama empat tahun beroperasi (1992-1996) ternyata 80% traffik adalah trafik non-klinis seperti masalah-masalah administrasi, manajemen rumah sakit, dan urusan logistik. Oleh Karena itu AMINE merekomendasikan agar desain telemedicine di masa yang akan datang turut memperhitungkan trafik-trafik non-klinis seperti ini. Hasil yang nyata adalah AMINE telah berhasil menyelamatkan banyak pasien terutama di negara berkembang di asia pasifik.
- Telemedicine via ACTS (Advanced Communications Technology Satellite ) – NASA.
- ACTS merupakan salah satu pionir dalam mengaplikasikan telemedicine via satelit. Salah satu eksprimen telemedicine yang dilakukan adalah telemammography, yang mendemontrasikan pengiriman citra mammografi resolusi tinggi dari daerah pedesaan ke kota menggunakan jaringan akses satelit. Mammografi adalah citra radiologi yang dapat membantu pendeteksian kanker payudara dalam tahap dini. Sayangnya dibutuhkan ahli radiologi yang berpengalaman untuk menginterpretasikan citra tersebut yang tidak selalu tersedia didaerah pedesaan atau kota kecil. Eksprimen ini menghubungkan tempat screening di kota kecil atau pedesaan dengan suatu institusi medis di kota besar. Keberhasilan program ini membutuhkan integrasi antara satelit dan infrastruktur terestrial di fakultas kedokteran kampus/rumah sakit, pemoresan citra, keamanan data pasien, juga perangkat lunak yang mengontrol proses screening. Salah satu kesulitan yang dihadapi pada telemammografi ini adalah citra yang dihasilkan berukuran besar. Untuk teknik mammography direct digital, kompresi 20:1 diperlukan agar citra dapat ditransmisikan kurang dari 1 menit dengan menggunakan T1. Tetapi kompresi sebanyak ini mengorbankan beberapa data pada citra. Karena itu eksprimen ini menyarankan pengembangan teknik kompresi citra disamping perbaikan sistem yang mampu mentransmisikan citra lebih cepat.
Tipe-tipe Teknologi yang Digunakan
Dua
jenis teknologi yang berbeda paling banyak digunakan dalam aplikasi
telemedicine sekarang ini. Yang pertama dikenal dengan istilah store
danforward digunakan untuk mentransfer image digital dari satu lokasi ke
lokasi yang lain. Sebuah citra digital diambil menggunakan kamera
digital (disimpan) dan kemudian di kirim (forward) oleh komputer ke
lokasi lainnya. Hal ini biasanya dilakukan untuk kondisi yang tidak
darurat, ketika sebuah diagnosis atau konsultasi dibuat dalam kurun
waktu 24-48 jam dan dikirim kembali.
Gambar
mungkin dikirimkan dalam 1 gedung, antar gedung dalam 1 kotaatau dari
beberapa lokasi ditempat yang berbeda negara. Teleradiology, pengiriman
gambar X-ray, CT scan atau MRI adalah aplikasi yang paling sering
digunakan dalam dunia telemedicine saat ini. Ada ratusan pusat
kesehatan, klinik dan dokter pribadi yang menggunakan beberapa bentuk
teleradiologi. Beberapa radiologis menginstall teknologi komputer di
rumahmereka, sehinggga mereka bisa menerima gambar yang dikirim ke
mereka dan melakukan diagnosis, daripada harus menempuh perjalanan ke
klinik atau rumah sakit tertentu.
Telepathology
adalah contoh lain dari penggunaan teknologi telemedicine. Citra
pathologi dikirim dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk konsultasi
diagnosis. Dermatologi juga cocok untuk pengaplikasian telemedicine
(meskipun praktisi lebih banyak mencoba menggunakan teknologi interaktif
untuk pengamatan kulit). Citra digital dari kondisi suatu kulit diambil
dan dikirim ke dermatologist untuk diagnosis.
Telemedisin
(telemedicine) dari arti katanya dapat diartikan sebagai kedokteran
jarak jauh.Layanan kedokteran (klinis) dimaksud dapat berupa
(transfer/transmisi) data (medis) dari proses wawancara (mis.
anamnesis=wawancara dokter-pasien; dokter-mahasiswa dalam proses
edukasi), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
penunjang, peresepan bahkan tindakan perawatan dan pengobatan.
Data
medis yang nantinya menjadi informasi yang lebih bermakna itu dapat
berwujud format teks, citra/gambar/foto, video, audio/suara,
biosinyal.Jarak jauh dimaksudkan adanya perbedaan geografis (mis.
regional, internasional) antara pemberi layanan dan yang dilayani.
Layanan
kedokteran jarak jauh ini dapat terlaksana berkat pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).Telemedisin bukanlah teknologi yang
benar-benar baru. Bukan hanya dalam khayalan. Telemedisin modern sudah
ada sejak telepon digunakan. Telemedisin masa kini akan lebih mengacu
pada pemanfaatan TIK yang lebih canggih.Istilah telemedisin disini lebih
spesifik pada bidang kedokteran (klinis) dibanding istilah telehealth,
telecare, telenursing.
Peluang Telemedicine
Masalah
jarak terkait dengan bagaimana caranya memberikan akses layanan
kedokteran yang berkualitas dengan biaya murah dan terjangkau,
berkelanjutan, demi mencapai masyarakat yang sehat dan
sejahtera.Bayangkan ketersediaan dan rasio tenaga dokter dan dokter
spesialis di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Telemedcine
menawarkan solusinya dengan menjanjikan diantaranya efisiensi,
efektivitas, interaktivitas, kolaborasi dan ubiquitous.
Diharapkan
menjadi lebih hemat jarak, waktu dan biaya. Juga meningkatkan kerjasama
lintas geografis. Mudah diakses dengan berbagai perangkat, darimana dan
kapan saja.Telemedicine yang sudah sering dilakukan diantaranya dalam
bentuk telekonsultasi. Bisa melalui telepon, pesan singkat (SMS), MMS,
chat bahkan video call. Juga konsultasi dokter online via web seperti
mail list, forum, blog, Twitter, Plurk, Facebook, webcam,
dll.Telekonsultasi yang populer berupa telekonferensi dan
videokonferensi.
Yang
sekadar bersifat pengawasan dan pemeliharaan dapat berupa
telemonitoring. Terkait bidang pendidikan disebut tele-education yang
dapat digunakan juga sebagai ubiquitous learning.Di bidang kedokteran
sendiri dikenal istilah teleradiologi (terkait dengan PACS [Picture
Archiving and Communication System]), telekardiologi, telesurgery,
telepatologi, telepsikiatri, teledermatologi, teleoftalmologi,
teleobstetri-ginekologi, telepediatrik, dll. Beberapa penelitian
menyatakan telemedisin efektif dan efisien digunakan untuk kasus
penyakit kronis dan rawat jalan serta mampu mengurangi angka rujukan
serta lama rawat inap.
Teknologi Telemedicine
Di
sisi klien/pasien dibutuhkan suatu alat yang mampu menggantikan fungsi
panca indera dan aktivitas dokter. Misalnya kamera video, stetoskop
elektron, elektrokardiografi, dermatoskop elektron, ultrasonografi
elektron, robot bedah, dll.Data bisa pula ditangkap dan diolah dengan
bantuan perangkat lunak atau sistem manajemen data tertentu. Seperti
pengolah citra pada CT-Scan, aplikasi berbasis web, pengatur kompresi,
dll. Format data sebaiknya memiliki standar, seperti XML, JPEG, dll.
Diperlukan juga standardisasi proses, antarmuka, kualitas data, lama
penyimpanan dan sebagainya.
Data
yang terkumpul dapat langsung diteruskan secara waktu nyata (real
time/synchronous) atau disimpan dulu (asynchronous). Data dapat juga
diminta sewaktu-waktu menggunakan metode pull technology atau cukup
menunggu kiriman dari klien dengan cara push technology.Jaringan yang
digunakan untuk mengantarkan data dapat memanfaatkan kabel, nirkabel
bahkan koneksi satelit. Tergantung pada lebar pita (bandwidth) yang
dibutuhkan untuk transfer data.Data yang sampai di stasiun penerima
(mis. rumah sakit, klinik, praktik swasta, farmasi, laboratorium, dll)
dapat diolah. Atau cukup dijadikan arsip. Jika diperlukan, informasi
disampaikan kembali ke klien.
Aplikasi Telemedicine Di Indonesia
Di
Indonesia, dinyatakan beberapa pusat pelayanan kesehatan di daerah
sebenarnya telah dilengkapi dengan peralatan yang mendukung
telekonferensi. Langkah bertahap menuju telemedisin yang lebih maju.
Beberapa berita penerapan dan penelitian telemedicine di Indonesia
(dimutakhirkan 29 Januari 2009):
Telemedicine, Berobat Via Internet!
Dokter di Bandung Obati Pasien di Aceh (2005)
RSUD Terapkan Mobile Telemedicine System (2008)
Penelitian telemedisin di arsip ITB (Institut Teknologi Bandung).
Hambatan Telemedicine
Sumber
daya manusia dan teknologi yang ditanamkan tidak bisa dibilang murah.
Belum lagi faktor budaya. Dokter umum lokal biasanya lebih paham kondisi
kesehatan di daerahnya dibanding dokter spesialis/konsultan yang tidak
mengenal kondisi geografis daerah tersebut. Dokter memang tidak akan
tergantikan oleh mesin. Tapi mesin akan banyak menjembatani hubungan
dokter-pasien. Ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah
menawarkan beberapa peluang. Dengan mengutamakan keselamatan pasien yang
didukung regulasi, standar, penelitian dan kedokteran berbasis bukti,
telemedisin mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat yang sehat dan
sejahtera.
Sumber :
http://nurindahhidayati.blogspot.com/2009/11/pengantar-telematika.html
http://suciptoardi.wordpress.com/2008/05/15/perkembangan-telematika di-indonesia/
http://wyoeholic.wordpress.com/tag/telematika/
http://www.gudangmateri.com/2010/08/perkembangan-telematika-di-indonesia.html
http://daniiswara.net/2009/01/telemedisin-bukan-khayalan/
I am actually glad to land at this blog post which contains plenty of useful information, thanks for providing this articulative information
BalasHapus